Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lomba Adzan

Ruang Menulis Cerita Anak

Oleh : Abdi Raditia

Adzan Ashar 

Pada suatu hari saya dan teman-teman sedang bermain bola. Beberapa jam kemudian adzan ashar berkumandang, saya dan teman-teman semua bersiap untuk ke masjid. Setelah sholat ashar selesai, saya dan teman-teman mendapatkan pembagian formulir kuliah ashar dari panitia masjid.

Saya dan teman-temanpun membaca formulir tersebut dan segera mengisinya sesuai petunjuk yang ada diformulir tersebut, kuliah ashar ternyata akan dilaksanakan besok, setelah sholat ashar.

Keesokan harinya, pas ashar saya dan teman-teman bersiap ke masjid untuk sholat dan mengikuti kuliah ashar, tema dari kuliah ashar hari ini adalah “Baligh”

Penjelasan ceramah dari pak ustad sangat menyenangkan dan langsung dapat saya mengerti, begitupun dengan teman-teman lainnya, mereka juga menyukai adanya kuliah ashar di masjid ini.

Ketika ada pengumuman akan  adanya lomba, teman-temanpun langsung menyambut dengan gembira, apa lagi lombanya adalah lomba adzan untuk laki-laki dan lomba menulis kaligrafi untuk perempuan. Saya mendaftar dan mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba tersebut.

Sampai di rumah saya langsung bercerita ke Bunda, prihal lomba tersebut dan senangnya ketika Bunda mengijinkan serta mendukung saya ikut dalam lomba tersebut.

 

Adzan maghrib berkumandang

"Alhamdulillah sudah maghrib, waktunya berbuka puasa” gumam ku.

“Abi….ayo kita berbuka puasa dulu.” seru bunda

“Iya bun, sebentar Abi lagi mendengarkan adzan yang baik supaya menang lomba.”

 

Hari demi hari saya dengan giat belajar adzan dengan baik dan mengupayakan suaranya supaya merdu, dengan tidak banyak minum es dan makan gorengan, supaya suaranya tidak serak.

 

“Hemm…, Cuaca hari ini mendung banget kaya mau hujan, jadi kaya mau maghrib, padahal ini masih sore, aduh! Perutku keroncongan lagi, tumben rasanya ga kuat nahan haus, tapi sekarangkan lagi puasa, ga boleh minum. Eh iya dari pada kepikiran haus dan lapar, mendingan nyoba adzan dengan suara lantang ah!” gumam ku.

 

Aku melantunkan adzan dengan sekuat tenaga,

 

“Allah…hu Akbar, Alla…hhu Akbar ….”

Alhamdulillah lancar dan Insya Allah pasti bisa,  akupun segera keluar dari rumah mau cerita sama bunda.

Ketika keluar dan sampai di ruang tengah tiba-tiba aku melihat sepupu yang tadi pagi baru datang dai Bandung, dia sedang makan dan minum, sontak saja saya menegurnya.

“Hei, kenapa sudah makan dan minum? Kan belum adzan maghrib,”

“Kata siapa, tadi kan saya sudah mendengar adzan ko. jadi sudah maghribakan?” katanya sambil menatap kea rah saya.

Saya langsung ketawa.

“Andri…Andri, ini masih jam setengah enam, belum maghrib, ini cuacanya lagi mendung mau ujan lah.”

“Tadi saya dengar suara adzan siapa?”

“Hahaha. . . . itu suara adzan saya, lagi ngetes mau ikutan lomba adzan.”

“Wah aku batal deh” kata Andri.

“Insya Allah engga, soalnyakan tidak disengaja, karena tidak tahu,”

“Kamu sih pake belajar adzan dengan suara lantang!” kata Andri sambil berlalu dari ruang tengah.

Bunda keluar dari kamar.

“Ada apa si Bi.., ko Bunda dengar ada ribut-ribut?” tanya Bunda pada saya.

“Ini Bun, Andri dengar sura adzan saya, dikiranya adzan maghrib, jadi dia langsung minum dan makan.”

Bunda pun ikut ketawa mendengarkan penjelasan saya barusan.

“Ya sudah, gimana belajar adzannya? sudah bisa dan sudah siap untuk ikut lomba?”

“Iya Bun, InsyaAllah sudah siap.”

“Semoga menang ya. Aamiiin.” Kata Bunda.

 

Lomba Adzan di mulai

Hari yang aku tunggupun datang juga, dimana hari ini adalah hari lomba yang ditentukan oleh panitia lomba.

Saya dapat urutan adzan ke 3, rasanya deg-degan pengennya pipis melulu, tapi untung ada bunda yang menyemangati saya, jadi deg-degannya agak berkurang.

Wah bagus-bagus banget ya yang sudah tampil, pas giliran nama saya di panggil, dengan mengucapkan “bismillah” saya segera ke depan, menuju mik yang sudah disiapkan panitia.

“Alhamdulillah lancer, semoga menang.” dalam hati saya berdoa setelah menyelesaikan adzan.

 

Saya Menang Lomba Adzan

Peserta demi peserta lomba mengumandangkan suaranya dengan tampilan yang bagus-bagus dan suara yang keren-keren, jujur saya agak pesimis untuk menang, apalagi ketika diumumkan pemenangnya dari urutan 3 dan nama saya ga di sebut.

Saya langsung mau pulang saja, dari pada nanti kecewa, tapi pas lagi mencari sandal tiba tiba aku mendengar nama saya di sebut,

“Abi!”

Saya buru-buru masuk kembali ke dalam masjid.

“Ada apa ya?” tanya saya kebingungan.

“Selamat untuk juara 1, yaitu Abi!” seru panitia lomba yang sedang mengumumkan pemenang lomba adzan.

Alhamdulillah… tidak sia-sia saya belajar adzan dan akhirnya saya menang. Bunda pun menghampiri.

“Nah! usaha tidak akan menghianati hasil, kalu usahanya sepenuh hati dan bersungguh-sungguh, pasti hasilnya pun sesuai dengan yang diharapkan,” kata Bunda sambil mengelus kepala saya.

“Iya Bun, terimakasih atas segala motivasi dan dukungannya ya bund.” Kata saya merasa senang sekali setelah berhasil menyelesaikan perlombaan adzan ini.

 

Selesai

 

 Kembali

Halaman
1

 © 2020-2023 - Putrikaila1919. All rights reserved