Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Menulis Buku Cerita untuk Anak Bagi Pemula.

Ruang Menulis Cerita Anak

Cara Menulis Buku Cerita untuk Anak Bagi Pemula.

Halo teman-teman putrikaila1919.my.id.., apa kabar semuanya? Semoga teman-teman-teman semua dalam keadaan yang sehat dan baik-baik aja ya.., kali ini Putri ingin berbagi artikel tentang  cara menulis buku cerita untuk anak bagi pemula dan semoga ada manfaatnya buat teman-teman yang ada keinginan untuk membuat cerita anak tapi belum mengetahui apa Langkah-langkah yang harus dilakukannya.

Seperti yang mungkin sudah teman-teman ketahui, saat ini memang kebanyakan anak-anak mencari hiburan melalui internet. Beberapa orangtua tentu saja kerap merasa khawatir jika anak-anak mereka akan menelan mentah-mentah segala informasi yang kurang baik di internet sana. Jadi memang sebaiknya para orangtua selalu mendampingi putra dan putrinya saat mereka sedang menikmati konten yang mereka cari dan lihat di internet, tujuannya tentu saja agar putra dan putrinya tidak menonton konten yang memang tidak pantas untuk mereka tonton seusia mereka.

Berbicara mengenai bagaimana solusi untuk mengontrol kegiatan anak-anak yang sedang senang-senangnya memenuhi rasa penasaran mereka, salah satunya adalah dengan cara memberikan mereka bacaan berupa buku cerita anak yang sesuai dengan usia mereka.

Lalu bagaimana caranya jika teman-teman juga ingin membuat konten yang sesuai dengan kategori usia anak-anak? Silahkan simak cara dan Langkah berikut ini ya.

 

Berikut ini adalah cara menulis buku cerita anak untuk pemula, yang Putrikaila1919.my.id kutip dari Servicescape:

1. Target Pembaca

Hal pertama yang harus teman-teman lakukan sebelum mulai menulis konten untuk cerita anak adalah dengan cara mengetahui target pembaca yang akan membaca hasil karya tadi. Jadi silahkan mulai memikirkan ; kira-kira berapa rentang umur anak-anak yang akan membaca karya tadi. Jadi silahkan sesuaikan gaya bahasa dan alur cerita yang akan dibuat tadi sesuai kelompok umur yang lebih spesifik dan untuk lebih memudahkan teman-teman mencari gambaran cerita yang sesuai umur, berikut ini adalah cara mengelompokan umur yang sesuai dengan alur cerita.

 

  • Anak umur 2-6 tahun

  • Anak umur 7-11 tahun

  • Anak di atas 12 tahun

 

Jadi berdasarkan pengelompokan umur itu teman-teman akan mudah membuat alur dan narasi cerita yang sekiranya pas dengan calon pembaca, sebagai contoh anak-anak dengan umur 5 dan 6 tahun tentu saja akan membaca lebih banyak kata ketimbang anak yang berumur 3 tahun dan ini tentu saja sesuatu hal yang sangat masuk akal untuk menjadi bahan pertimbangan, selain itu mempertimbangkan cerita anak lebih banyak di ilustrasikan dengan jumlah gambar juga merupakan hal yang bijaksana, sebab memang masih banyak penulis yang beranggapan bahwa buku cerita anak karangannya dapat dibaca oleh semua anak-anak, padahal tidak demikian adanya.

 

2.  Memilih Tema yang Tepat

Hal kedua yang menurut Putri sangat penting adalah berkaitan dengan pemilihan tema. Apa pasal? Tentu saja buku cerita yang bagus itu adalah memiliki sebuah tema yang menarik untuk dibaca. Jadi, mari kita belajar berandai-andai; seandainya teman-teman adalah calon pembaca? Apa yang kira-kira ada di dalam pikiran teman-teman? Seperti contohnya, kira-kira kesulitan apa yang akan teman-teman temui ketika sedang berada di dalam fase umur seperti mereka.

Intinya begini, untuk dapat membuat cerita anak yang baik dan sesuai target umur pembaca, maka masuklah kedalam pikiran anak-anak seusia mereka, buat alur cerita yang cara penyelesaian masalahnya juga menggunakan cara berpikir anak-anak seusia mereka, semakin sederhana dan mudah dimengerti oleh anak-anak, maka itu akan semakin baik dengan begitu anak-anak akan mudah mengidentifikasi masalahnya secara visual sebaik tulisan naratif dan gambar ilustrasi yang ada.

 

3. Mengembangan Cerita

Seorang penulis yang baik tentu saja sudah paham bahwa untuk mendapatkan penbaca, seorang penulis tentu harus mampu membawa perasaannya ke pembaca. Jadi, cerita harus mampu dibangun naik dan turun supaya tidak monoton dan pancing emosi pembaca dengan alur yang sudah tercipta. Jangan mengira bahwa anak-anak tidak memiliki rasa, beberapa cerita anak yang baik bahkan akan membuat pembacanya itu akan kembali membaca cerita yang sudah dia baca secara berulang-ulang karena dia merasa suka dengan alur ceritanya. Ceritakan saja semuanya kedalam bentuk tulisan dan gambar ilustrasinya seperti ketika sedang menceritakan tentang kejadian sedih, marah dan suka, sebab hal itu merupakan salah satu bagian yang membuat cerita itu menjadi “hidup” “dan bernyawa”. Mainkan imajinasi agar anak-anak yang membaca itu mampu melihat apa yang kita tuliskan dengan daya imajinasi mereka.

Berikut ini adalah beberapa Poin-poin penting yang harus diingat di dalam menulis cerita:

  1. Permulaan yang halus

  2. Mulai bertemu masalah

  3. Puncak masalah

  4. Solusi

  5. Resolusi

 

Beberapa penulis memang terkadang memulai alur ceritanya dengan permulaan yang halus, apalagi jika menulis cerita tentang anak, sebaiknya jangan langsung memperlihatkan masalah besar, supaya anak-anak yang baru saja memulai bacaannya tidak merasa kaget. Selanjutnya alur cerita bisa dimulai kebagian bertemu masalah dan satu hal yang harus di ingat, pastikan tetap logis, sebab akan ada pertanyaan kenapa yang mendasarinya. Lalu pada puncak masalahnya akan ada pertanyaan “bagaimana. Dan sebagai penutup cerita adakah dengan dengan solusi, dan jangan lupa resolusi ke depannya supaya anak-anak dapat merasakan bahwa buku cerita anak yang teman-teman buat tadi dapat memberikan nilai pengajaran yang positif kepada mereka.

 

4.  Sampaikan dengan Cara yang Lembut

Karena teman-teman sedang menuliskan buku untuk cerita anak, tentu saja secara garis besar buku ini harus berisi sebuah pesan tapi bukan berarti pesan yang kita sampaikan kepada mereka itu adalah sebuah pesan yang disampaikan dengan cara orang dewasa. Sampaikan pesan sebagaimana layaknya anak-anak seusia mereka.

Walau demikaian, cerita yang kita buat tetap harus dinamis, artinya cerita itu mampu mengaduk-aduk emosi anak-anak yang membacanya. Sampaikan pesan moral yang tidak bersifat menggurui mereka, karena hal itu akan membuat mereka merasa seperti sedang disuruh belajar oleh kedua orangtuanya.

 

5.  Kata dan Gambar harus seimbang

Jadi, karena pada umumnya buku yang berisi cerita anak rata-rata adalah cerita pendek, maka sebaiknya teman-teman juga harus memiliki pertimbangan untuk menyampaikan cerita secara efektif. Buat narasi yang seimbangkan antara kata dan gambar agar mampu meningkatkan kualitas buku cerita anak yang dibuat.

Pada umumnya cerita anak memiliki kata sebanyak 50-1000 kata, jadi dalam hal penulisan alur cerita, si penulis harus mampu membuatnya menjadi singkat, padat, dan tentu saja harus jelas dan alur ceritanya tidak bertele-tele dengan pemborosan kata. Selain itu didalam membuat cerita anak harus diperhatikan untuki menghindari penggunaan istilah, kiasan, atau kata-kata lain yang konotatif dan jangan lupa agar gambar harus disesuaikan dengan tulisan.

 

6.  Persiapkan Waktu

Mungkin teman-teman juga sudah mengetahui bahwa menulis buku cerita anak sangat tidak mudah. Kenapa? Karena kita akan dipaksa untuk memasuki alam pikiran mereka, sesuatu hal yang sesunggguhnya sudah pernah kita lalui ketika masih seusia mereka. Oleh karena itu, kita perlu menyediakan waktu dan berandai-andai ketika kita masih seusia mereka, apa kira-kira hal menarik yang akan kita ceritakan kepada teman-teman kita.

Silahkan memulainya dengan membuat draf-draf ide-ide yang ada lalu buatlah plot cerita yang baik dan mudah untuk disampaikan secara efektif. Setelah proses menulis buku cerita anak dimulai, jangan lupa untuk selalu mengkoreksinya kembali, karena menulis buku cerita anak bukan proses sekali jadi, jadi teman-teman harus sangat berhati-hati didalam menyampaikan informasi karena seperti yang sudah sama-sama kita pahami, anak-anak sangat cepat menyerap informasi yang dikonsumsinya, maka dari itu sampaikan kepada mereka informasi yang sekiranya akan baik mereka lakukan kedepannya.

 

7. Harus Unik

Unik adalah sesuatu hal yang kita semua tau bahwa itu sangat diinginkan oleh pembaca. Begitu juga dengan dengan halnya penerbit atau agen pencari penerbit. Kira-kira cerita yang teman-teman buat itu unik tidak? Jika jawabannya iya maka besar kemungkian teman-teman tidak akan merasa kesulitan ketika menyodorkan hasil karya teman-teman itu kepada penerbit.

Untuk menjadikan buku teman-teman itu unik, teman-teman bisa menjadikan buku cerita anak menjadi sebuah buku yang serius, konyol atau bahkan lucu tetapi tetap harus menyelipkan nilai-nilai yang baik untuk pengajaran.


 

 

 Kembali

Halaman
1

 © 2020-2023 - Putrikaila1919. All rights reserved