Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Anak - Jangan Mencontek Ya

 

Jangan Mencontek Ya
Jangan Mencontek Ya_ Foto oleh Sunvani Hoàng dari Pexels



Mencontek

Halo, anak-anak Bunda Dinni yang cantik dan ganteng, bagaimana keadaan hari ini, sehat ya? Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan ya, ayo siapa yang susah makan? Jangan lupa makan ya, meski sedikit yang penting perutnya di isi.

Oh iya, Bunda Dinni mau bercerita tentang anak yang suka mencontek, semoga anak-anak Bunda Dinni yang ada di sini tidak ada yang suka mencontek ketika ulangan ya?

Baiklah, ayo duduk yang rapi, Bunda Dinni mau bercerita.

 

Cerita Anak yang suka Mencontek

Pak Muh dan Bu Ida punya dua orang anak, bernama Ani dan Ina mereka kembar, keduanya cantik dengan bulu mata lentik, hidung mancung, rambut keriting dan kulit putih bersih seperti ibunya. Ani dan Ina memanggil orang tuanya dengan sebutan Umi dan Abi.

Meski kembar sifat Ani dan Ina berbeda. Ani anak yang sangat mandiri sedang Ina sangat manja dan malas belajar. Mereka kelas empat Sekolah Dasar Suka Maju.

Ina sering menyuruh Ani mengerjakan PR. Ketika Ani mengerjakan PR, Ina malah asyik bermain game online. Jika Umi dan Abi datang ke kamar, Ina pura-pura sibuk mengerjakan PR. Umi dan Abi sangat senang melihat anak-anaknya rajin belajar.

Ketika Abi dan Umi mereka keluar kamar, Ina langsung asyik bermain game online lagi, ajakan Ani untuk mengerjakan PR tidak didengar Ina, malah Ina memarahi kakaknya yang dianggap cerewet.

Ina sang adik memang lebih galak dari Ani. Sang kakak lebih mengalah karena tidak mau ribut dengan adiknya. Akhirnya, Ani mengerjakan PR Ina.

Setiap ulangan Ina selalu mencontek ke kakaknya, memang mereka duduk berdua dengan meja yang sama. Ina tidak mau dipisahkan dari kakaknya, karena Ina sangat mengandalkan kakaknya.

Nilai ulangan dan nilai rapot pun nyaris sama nilainya, sampai guru-guru di SD Suka Maju kebingungan, sebenarnya Ani dan Ina siapa yang paling pintar.

Karena punya wajah dan postur yang sama, guru-guru tidak bisa membedakan mana Ani dan mana Ina. Di sekolah Ina bersikap seperti Ani, untuk mengelabui guru-guru. Jika Ina disuruh ke depan oleh gurunya, maka diam-diam yang ke depan itu sebenarnya adalah Ani.

Sebenarnya Ani tidak mau melakukan kecurangan lagi, tapi apa daya Umi dan Abi selalu membela Ina. Di rumah Ina suka menangis kalau Ani di sekolah tidak memberi contekan, sebenarnya Umi dan Abi tidak tau kalau Ina selalu mencontek karena yang disampaikan Ina itu sangat berbeda, Ina selalu mengadu pada Umi dan Abi bahwa Ani selalu menconteknya. Alhasil Ani yang diomeli kedua orang tuanya. Ani hanya bisa menangis diperlakukan tidak adil.

Suatu hari, karena Ani sudah tidak kuat disalahkan terus, diam-diam, Ani menemui Bu Andin guru kelasnya yang terkenal bijaksana. Bu Andin mendengar aduan Ani dengan seksama. Dan berjanji akan mencari solusinya.

 

*

Setelah mengajar Bu Andin menuju kantor, Ia terus berpikir bagaimana caranya agar Ina dan Ani duduk terpisah. Setelah berpikir lama akhirnya Bu Andin tersenyum senang, Ia telah mendapat ide.

Dengan semangat Bu Andin mengambil lima lembar kertas kosong, Ia mulai menggunting kertas kosong itu, dan menulis nama ditiap potongan kertas itu, kemudian dimasukan ke dalam gelas kosong. Nama siswa laki-laki dan perempuan dipisahkan oleh Bu Andin.

 

*

Keesokan harinya, sebelum mengajar Bu Andin membuat kontrak belajar, seluruh siswa kelas empat membaca bersama isi kontrak belajar itu. Salah satu isinya adalah tidak akan protes bila duduk di pindah-pindah dengan siapapun.

Satu persatu Bu Andin menjelaskan isi kontrak itu. Kemudian Bu Andin mengeluarkan dua gelas yang sudah diisi Potongan kertas yang digulung. Para siswa terlihat antusias ketika Bu Andin mengocok gelas itu, dan mengeluarkan dua gulungan kertas. Yang namannya di sebut berarti itu teman sebangku.

"Tiara dan Diar," Bu Andin menyebutkan dua nama.

Bu Andin mengocok gelas lagi dan mengeluarkan dua gulungan kertas.

"Raya dan Ani," yesss dalam hati Ani bersorak, tangan Ina mencengkeram Ani. Ani meringis menahan sakit.

"Oki dan Indah,"

"Ina dan Rani."

Mulai pagi itu para siswa duduk sesuai dengan hasil kocokan tadi. Mau tidak mau Ina duduk bersama Rani. Gadis berpostur kecil yang sering dihina Ina.

Dunia terasa runtuh ketika Bu Andin mengumumkan bahwa hari itu ulangan dadakan. Ina gelisah karena tidak pernah belajar, berbeda dengan Ani yang terlihat tenang.

Sekarang Bu Andin dapat melihat kemampuan Ani dan Ina. Hasilnya sangat jauh berbeda, Ani mendapat nilai seratus sedang Ina mendapatkan nilai nol.

Ina sangat malu, dan ia menyesali perbuatannya selama ini yang merugikan diri sendiri.

Sesampai di rumah Ina minta maaf pada Abi,  Umi serta kakaknya, Ina berjanji akan belajar lebih giat lagi karena tidak mau mendapatkan nilai nol lagi. 

 

Hikmah dari Cerita Anak yang suka Mencontek

Nah anak-anak kira-kira hikmah apa yang bisa diambil dari cerita yang telah Bunda Dinni sampaikan.

Betul sekali, kita tidak boleh bergantung pada kemampuan orang lain, iya betul harus mandiri. Ayo apalagi, yup tidak boleh berbohong dan harus rajin belajar.

Oke anak-anak yang Bunda Dinni sayangi, sekarang waktunya istirahat, sampai jumpa lagi dengan cerita berbeda. Dadah.

 

ADSN1919

9 komentar untuk "Cerita Anak - Jangan Mencontek Ya"

  1. Terimakasih untuk artikelnya, mbak Din.. inspiratif 😊👍

    BalasHapus
  2. Mencontek adalah bibit korupsi ketika dewasa. Mencontek = mencuri nilai = korupsi = mencuri uang.

    Jangan ya. Itu perbuatan tidak baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul omBud jangan dibiasakan dari kecil nanti setelah besar terbiasa 🙏 terimakasih sudah mampir 😁

      Hapus
  3. Balasan
    1. Terimakasih mba Ester☺️☺️ membuat cerita anak yang semakin langka 😁

      Hapus
  4. Ceritanya keren. Bunda Dinni hebaaat.

    BalasHapus
  5. Sangat menarik untuk dibaca sekaligus diterapkan heee 🤝🙏

    BalasHapus