Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana Sebaiknya Kita Mengontrol Anak Bermain Gawai

Ruang Menulis Cerita Anak

Bagaimana Sebaiknya Kita Mengontrol Anak Bermain Gawai

Dikutip dari Liputan6.com, Diet gawai ternyata bisa menjadi salah satu solusi agar Anak-anak kita tidak kecanduan gawai. Dari Media ini saya jadi tau jika kita sebagai orangtua sebenarnya mampu memberikan batasan penggunaan gawai kepada anak-anak kita, kapan saja waktu dan berapa lama Anak-anak kita ini diboleh memainkan gawai-nya.


"Jadi ada yang namanya diet gawai. Anak hanya bermain gawai pada waktu-waktu tertentu." kata psikolog anak ini kepada Health Liputan6.com


Menurut Kak Seto, pencegahan kecanduan gawai ini harus dilakukan melalui kampanye untuk kembali permainan tradisional. Anak-anak sebaiknya sejak dini mulai harus diajak dan diperkenalkan dengan permainan-permainan tradisional.

Selain itu dalam kesempatan ini, Seto Mulyadi menjelaskan, bahwa sebaiknya, sebelum anak terlanjur mengalami kecanduan gawai, kita harus mulai tegas kepada mereka dengan membatasi penggunaan gawai kepada mereka.

Sebagai orang tua, kita tentu merasa risau dengan meningkatnya kecenderungan penggunaan gawai di zaman now. Siapa sih orangtua yang tidak was-was mengenai dampak negatif dari penggunaan gawai yang berlebihan ini kepada Anak-anaknya?


Sebagai orangtua yang tidak menginginkan dampak negatif dari penggunaan gawai ini, saya berusaha untuk mencari bahan bacaan, agar tidak salah di dalam menerapkan aturan di rumah tentang masalah penggunaan gawai ini kepada Anak-anak saya.

Terlebih di saat musim liburan seperti ini, mulai dari libur lebaran, semesteran, plus pandemi ini menjadikan 'libur panjang' ini menjadi 'momok' yang sangat menakutkan bagi sebagian orangtua, termasuk saya.

Anak-anak yang memiliki waktu sangat panjang berdiam diri di dalam rumah, tanpa ada kegiatan karena aturan PSBB ini membuat mereka cepat bosan. Dan tanpa kita sadari, ternyata sebagai orangtua, kita kerap mengandalkan gawai yang kita miliki untuk "mengasuh" Anak-anak kita di rumah.


Dari berbagai sumber saya mencoba untuk merangkum beberapa tips untuk meminimalisir potensi anak kecanduan gawai. Dan tulisan ini sebenarnya adalah merupakan catatan, catatan yang akan saya pergunakan untuk mengingatkan kepada saya pribadi khususnya.


Beberapa tips yang saya coba kumpulkan dari Bright Side ini, kesemuanya berisikan prinsip-prinsip umum mengenai interaksi sehat dengan perangkat digital yang kita miliki.


Menurut Bright Side, sebelum kita memutuskan untuk memberikan izin kepada anak kita, maka tentukan dulu berapa waktu maksimal yang kita perbolehkan bagi mereka untuk memainkan gawai di tangannya. American Academy of Pediatrics sendiri telah memberikan rekomendasi, waktu interaksi anak dengan perangkat digital, termasuk aktivitas menonton televisi itu tergantung dari usianya.


Untuk anak yang baru lahir sampai dengan usia 18 bulan disarankan untuk sama sekali jangan berhubungan dengan layar gawai, termasuk TV. Dan satu-satunya pengecualian yang di bolehkan, hanya ketika sedang melakukan sesi video call dengan kerabat dekat  saja.


Anak usia 2 hingga 5 tahun disarankan untuk tidak menghabiskan waktu lebih dari 1 jam dalam melototi layar gawai, termasuk TV dan yang lainnya yang berpontensi menimbulkan radiasi kepada kedua matanya.


Sementara untuk anak di atas usia 6 tahun di sarankan maksimal 2 jam per hari. Selain itu, agar gawai ini jangan sampai merampas waktu anak dari jam tidur, aktivitas fisik, dan aktivitas lain yang memang betul-betul diperlukan bagi tumbuh-kembangnya anak.


Setelah kita mengetahui mana hal-hal yang dianjurkan oleh para ahli di dalam membatasi penggunaan gawai anak-anak kita, berikut ini adalah beberapa cara agar anak tak kecanduan gawai.


Yang pertama, sebagai orang tua, sebaiknya kita tidak cuma bisa melarang anak mempergunakan gawai saja, tapi disarankan agar mampu mengajak anak melakukan kegiatan yang bisa mengalihkan perhatian mereka dari gawai di tangannya, seperti kegiatan berolahraga, hiking dan lain sebagainya.


Yang kedua, berilah contoh kepada Anak-anak kita. Karena pada dasarnya, Anak-anak cenderung meniru dan mencontoh perilaku kedua orangtuanya.Artinya, jika sebagai orangtua kita mampu untuk menjauhi gawai di depan Anak-anak kita tentu kita akan kesulitan mencegah anak kecanduan hal serupa. Nah!


Jika kita memang terpaksa untuk memberikan akses penggunaan gawai ini ke Anak-anak kita, hal pertama yang harus kita lakukan adalah memperhatikan konten-konten yang mereka tonton di gawai-nya. Anak-anak usia 9 tahun, sebaiknya mengakses ke internet masih harus sepenuhnya berada di dalam kendali kita sebagai orangtuanya.


Sebaiknya kita memang memprioritaskan program-program pendidikan atau Situs-situs yang bisa membantu pertumbuhan skill anak. Dan jangan pernah memberikan kesempatan kepada Anak-anak kita untuk mengakses konten, seperti game yang bernuansa kekerasan ataupun film-film untuk orang dewasa.


Selain hal-hal di atas tadi, sebaiknya, sebagai orangtua kita harus menentukan lokasi dan waktu sebelum membebaskan Anak-anak kita mengakses internet dengan gawai-nya.


Misalnya, kita tidak memperbolehkan Anak-anak kita itu mempergunakan gawai di kamar tidur dan lain sebagainya dan pastikan Anak-anak kita itu harus steril dari gawai di tangannya satu jam sebelum tidur dan lain sebagainya. Dan yang paling utama adalah usahakan selalu memberikan pendampingan kepada Anak-anak kita disaat gawai telah berpindah ke tangannya. 


Pada dasarnya gawai juga memiliki banyak hal-hal positif untuk menambah wawasan Anak-anak kita, tapi kita juga jangan sampai lupa, bahwa melalui gawai juga Anak-anak kita bisa saja tertular oleh Virus-virus negatif dari efek negatif dunia maya, dan tentu saja, sebagai orang tua kita jangan sampai bosan untuk memberikan pendampingan kepada Anak-anak kita mengenai dunia digital ini.


Bijaklah di dalam memakai media sosial (medsos) atau jejaring sosial lain, maka dari itu sebaiknya sebagai orangtua kita harus bisa membatasi Anak-anak kita agar jangan sampai memiliki akun medsos sendiri sebelum usianya di atas 12 tahun. Karena usia segitu peran kita sebagai orangtua sangat dibutuhkan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang baik di dalam berkomunikasi di dunia maya.


Dan jika Anak-anak kita telah memiliki akun media sosial, sebaiknya kita tidak berteman dengan mereka, apalagi sampai berkomentar di postingan dan foto-foto mereka. Dan itu kita lakukan demi untuk memperkenalkan privasi, dan memberi kepercayaan kepada Anak-anak kita. Tapi tentu saja kita tetap harus terus mengawasi sampai sejauh mana pergaulan Anak-anak kita di dunia maya.


Dan yang terakhir adalah, bekali informasi yang cukup mengenai risiko dan bahaya internet kepada Anak-anak kita. Sebab mereka perlu dibekali mengenai risiko dan bahaya yang bisa mengancam mereka di internet, seperti, cyberbullying, berbahayanya membuka akses ke informasi personal serta konten-konten negatif lainnya.


Anak-anak kita perlu tahu bahwa segala sesuatu yang ditemukan di internet pun harus disikapi dengan hati-hati dan bijaksana, seperti maraknya hoax dan lain sebagainya.


Tapi yang paling utama adalah, sebagai orang tua, kita jangan pernah bosan untuk mengatakan kepada Anak-anak kita bahwa  mereka bisa curhat apa saja ke kita sebagai orangtuanya.


Bahan bacaan; 1, 2



 

 Kembali

Halaman
1

 © 2020-2023 - Putrikaila1919. All rights reserved

4 komentar untuk "Bagaimana Sebaiknya Kita Mengontrol Anak Bermain Gawai"

  1. Bermanfaat. terima kasih atas artikel

    BalasHapus
  2. Gawai memang menyenangkan, teknologi audio visual yang dibilang smart, bisa menarik perhatian segala usia, bila tidak tepat penggunaannya, memang sangat beresiko.

    Semua orang tua ketar ketir bila melihat anak mulai kecanduan. Beruntung bagi yanv mudah di atur dan diarahkan untuk diet gawai. Memang perlu usaha keras mengajak diet gawai pada anak-anak.

    BalasHapus